Sabtu, 25 Maret 2017

zoologi vertebrata





BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang cukup besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi tiga bagian yang cukup jelas: kepala, badan, dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, cranium, di dalamnya terdapat otak, karena mempunyai cranium. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, yaitu kelas Cyclostomata, kelas Pisces, Kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves, dan kelas Mamalia.
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total maupun sebagain.
Semua Reptil bernafas dengan paru-paru. Jantung pada Reptil memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa Reptil sekat antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri tidak sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih bisa bercampur. Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur suhu tubuhnya, Reptil melakukan mekanisme basking yaitu berjemur di bawah sinar matahari. Saluran ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada ordo squamata yaitu sub-ordo lacertilia dan sub-ordo ophidia. kloaka dengan celah membujur yaitu terdapat pada ordo chelonia dan ordo crocodilia.
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau Pentadactylus dan setiap jarinya bercakar. Pada Reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas dengan paru-paru.
B.        Rumusan Masalah
1.      Ada berapa pembagian ordo dalam filum reptillia?
2.      Jelaskan tentang 3 ordo reptillia yaitu chelonia, crocodila dan squamata?
3.      Apa saja ciri – ciri ordo chelonia, crocodila dan squamata?
C.        Tujuan
1.      Menyebutkan pembagian ordo di filum reptillia
2.      Menjelaskan tentang 3 ordo yaitu chelonia, crocodila dan squamata
3.      Mengetahui ciri – ciri ordo chelonia, crocodila dan squamata













BAB II
PEMBAHASAN
A.    Filum Reptillia
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-paru, jantung beruang tiga atau empat, menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang.
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar. Nama kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di daerah teropis maupun daerah subtropis. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati macam-macam habitat. Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-rawa, sungai atau sepanjang pantai. Penyu terbesar teradapat dilaut dan kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular umumnya terrestrial, tetapi ada yang menempati karang-karang atau pohon.
Dari segi evolusinya reptilian berasal dari amphibi dan selanjutnya reptilian akan terjadi burung dan mamalia (history evolusinya). Pada zaman mesozoik reptilian merupakan kelompok vertebrata yang dominant.
Beberapa anggota reptilia baru muncul pada akhir periode trias, tetapi beberapa anggota yang lain lenyap pada masa itu juga. Dibandingkan dengan amphibi reptilia terbilang lebih maju hidup didarat. Hal ini dikarenakan adanya cangkang pada telur dan adanya amnion pada embrio sehingga menjamin perlindungan terhadap bahaya kekeringan pada telur – telur yang diletakkan didarat. Sisik epidermis yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh fisik (misal luka) dan juga sebagai pelindung terhadap kekeringan. Selain itu reptilia merupakan binatang merayap yang tubuhnya ditutupi oleh kulit (Kadang-kadang sebagai sisik) dari zat tanduk. Kulit atau sisik tidak berlendir karena sangat sedikit mempunyai kelenjar pada kulit.
Klasifikasi reptile, pada awalnya didasarkan atas arsitektur tengkoraknya. Formulasi ini dikemukakan oleh Osborn tahun 1903, yaitu ditunjukkan dengan adanya ciri-ciri tengkorak: anapsid, diapsid, synapsid (parapsid). Sekarang klasifikasi reptile tersebut banyak berubah dan dibagi menjadi 4 ordo yaitu: ordo chelonia, ordo crocodilla dan ordo squamata.
Secara umum reptilia memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      Tubuh ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau kuku, dan kelenjar dipermuakaan hanya sedikit.
2.      Memiliki dua pasang anggota badan, masing-masing dengan lima jari yang pada bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari, merayap atau memanjat. Anggota badan menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal, dan tidak ada anggota badan pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular.
3.      Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi rongga oksipital
4.      Jantung terdiri dari empat ruang yang belum terpisah sempurna, dua serambi dan vertikel yang sebagian saling terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah merah oval bikonkaf dengan inti.
5.      Respirasi dengan paru-paru, pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi kloaka.
6.      Terdapat 12 pasang saraf cranial.
7.      Suhu tubuh berubah-ubah bergantung suhu lingkungan (poikilothermis).
8.      Fertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi, telurnya besar mengandung kuning telur yang terbungkus cangkang licin atau berkulit, biasanya telur ditetaskan tetapi pada beberapa jenis ular dan kadal embrio berkembang didalam tubuh betina.
Hewan Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki diantaranya:
1.      Penutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi terhadap kehidupan di darat.
2.      Anggota tubuh memungkinkan hewan untuk berlari.
3.      Pemisahan darah bersih dan kotor di jantung.
4.      Skeleton terdiri dari tulang sejati.
5.      Telur dilengkapi dengan membrane dan cangkang sebagai pelindung embrio sehingga memungkinkan untuk berkembang di darat.
Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara), Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman).
Morfologi Reptilia meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh, dan ekor, angggota tubuh berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian ujungnya dilengkapi cakar dan begitupun ada juga sebagaian subordo yang lain yang tidak memiliki jari. Mulutnya yang panjang dilengkapi dengan gigi. Buaya mialnya di dekat ujung moncong terdapat dua lubang hidung. Mata berukuran besar dan terletak lateral, dengan kelopak atas dan bawah, serta membrane nictatin transparan yang dapat bergerak di bawah kelopak mata, telinga berukuran kecil terletak dibelakang mata. Anus terletak longitudinal dibelakang pangkal kaki belakang.
Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi.
Paru-paru Reptil berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru paru Reptil hanya terdiri dari beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Paru paru kadal, kura-kura, dan buaya lebih kompleks, dengan beberapa belahan-belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal, misalnya bunglon Afrika, mempunyai pundi-pundi hawa atau kantung udara cadangan sehingga memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
Reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Gas O2 dalam udara masuk melalui lubang hidung => rongga mulut => anak tekak => trakea yang panjang => bronkiolus dalam paru-paru. Dari paru-paru, O2 diangkut darah menuju seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung untuk dikeluarkan melalui paru-paru => bronkiolus => trakea yang panjang => anak tekak => rongga mulut => lubang hidung. Pada Reptilia yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika menyelam.
System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati.
1.      Rongga Mulut.
Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-masing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung kea rah rongga mulut. Dan khusus pada ular berbisa akan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga mulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya reptil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa. Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua. Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapat dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaput dan terletak di bagian rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut.
2.      Kerongkongan (esophagus)
merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
3.      Lambung (ventrikulus)
merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
4.      Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
5.      Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dua lobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara lambung dan duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan.
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
Sistem sirkulasi reptil lebih maju dibandingkan dengan katak. Perhatikan Gambar 5.20. Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu ventrikel kanan, ventrikel kiri, atrium kanan, dan atrium kiri serta sebuah sinus venosus. Antara ventrikel kanan dan kiri terdapat sekat yang belum sempurna sehingga terjadi percampuran darah yang kaya O2 dalam ventrikel kiri dengan darah yang kaya CO2 dalam ventrikel kanan. Khusus pada jantung buaya, pada sekat antar ventrikel terdapat lubang kecil yang disebut foramen panizzae yang berfungsi sebagai berikut.
1) Memungkinkan distribusi oksigen yang cukup ke alat pencernaan.
2) Memelihara keseimbangan tekanan cairan di dalam jantung pada waktu menyelam.
Sistem sirkulasi darah pada reptil termasuk sistem sirkulasi darah ganda. Darah dari vena yang kaya CO2 masuk ke jantung melalui sinus venosus ke bagian atrium kanan lalu ke ventrikel kanan. Kemudian, darah dipompa menuju paru-paru. Darah dari paru-paru yang kaya O2 masuk ke atrium kiri, dilanjutkan ke ventrikel kiri. Darah dari ventrikel kiri dipompa keluar melalui aorta menuju ke seluruh tubuh.
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Jantan
a.       Memiliki alat kelamin khusus : hemipenis
b.      Sepasang testis
c.       Memiliki epididimis
d.      Memiliki vas deferens      
Betina
a.       Memiliki sepasang ovarium
b.      Memiliki saluran telur (oviduk)
c.       Berakhir pada saluran kloaka
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
Reptil memiliki alat indera dengan kepekaan yang berbeda- beda, bergantung pada spesiesnya. Beberapa reptil juga memiliki indera khas yang tidak dimiliki oleh reptil lainnya. Namun, secara umum indera yang dimiliki oleh reptil adalah indera penglihatan, pendengaran dan kemoreseptor khusus.
a.       indera penglihatan
secara umum, reptil memiliki struktur mata yang sama dengan vertebrata lainnya. Ada yang memiliki kelopak mata, ada pula yang tidak. Akomodasi pada semua reptil kecuali ular diatur oleh lensa yang dikelilingi dengan cincin otot sehingga lensa dapat memipih dan membesar. Sementara pada ular, untuk akomodasi lensa mata dapat diarahkan maju- mundur. Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh selaput transparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia. Sensor yang ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya dan panas. Sebagian besar ular juga memiliki mata median yang berada di atas kepalanya. Mata median merupakan hasil envaginasi dari dienchephalon. Mata median ini tidak membentuk gambaran retina. Fungsinya adalah untuk mengamati durasi dari fotoperiodisme lingkungan dan memasukkan pengaruhnya terhadap ritme biologis. Mata median ini diduga juga berguna untuk menakar kadar radiasi sinar matahari yang memapar tubuh ular. Pada bunglon, mata lateralnya dapat berputar 360º. Selain itu, kedua mata lateralnya dapat bergerak ke arah yang berbeda. Sehingga, hewan ini dapat melihat ke dua arah sekaligus.
b.      Indera Pendengaran
Reptil tidak memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang telinganya nampak jelas terlihat dari luar, berada tepat di belakang rahang. Buaya memiliki gendang telinga yang berada di dalam lubang telinga, tepatnya berada di ujung saluran telinga. Gendang telinga ini berfungsi untuk menggetarkan tulang- tulang pendengaran. Akan tetapi, hampir semua jenis ular tidak memiliki gendang telinga. Sehingga, sinyal- sinyal getaran diterima dari lingkungan melalui rahang bawah.
c.       kemoreseptor khusus
Terdiri atas  3 organ yaitu organ vomeronasal yang  fungsinya ekuivalen dengan indera pembau pada manusia. Karena hidung ular hanya memiliki epitel respirasi, maka fungsi penciumannya digantikan oleh organ ini. Organ vomeronasal atau organ Jacobson berhubungan dengan bulbus olfaktorius dan berfungsi sebagai pendeteksi kimia adanya mangsa maupun pemangsa. Lidah berfungsi sebagai poembawa sinyal kimia berupa gas dari lingkungan ke dalam organ ini. Organ perasa yaitu Lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap. Sehingga, ia bisa merasakan mangsanya. Pit Organ merupakan detektor panas pada ular. pit organ ini berupa lubang- lubang di depan wajah ular yang di dalamnya terdapat membran thermoreseptor. Pada gambar berikut, organ pit ditunjukkan dengan panah warna merah. Sementara, panah berwarna hitam menunjukkan lubang hidungnya.
B.     Ordo Chelonia (Testudinata)
Species pada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar, terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan perisai sebelah ventral datar yang disebut plastron. Kedua bagian perisai itu digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk tebal. Tidak mempunyai gigi, tetapi rahang berkulit tanduk sebagai gantinya. Tulang kuadrat pada cranium mempunyai hubungan bebas dengan rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang belakng toraks dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai. Termasuk hewan ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstremitas sebagai alat gerak baik di darat maupun di air.

                             
                              Tubuh penyu dilindungi oleh cangkang oval berupa plat tulang, terdiri dari dua bagian: karapas yang menutupi bagian punggung dan plastron yang menutupi bagian bawah. Kepala, kaki dan ekor menjulur keluar diantara 2 cangkang. Seperti gambar berikut ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEGonR5fIBmzGt9oAmtNW7v0i83-rW0th29nFLRhcel3kqNdaztySh1VM9bak2-7k5m83bMYtOaR5qh5Ez9B5ggQH-tLKOx0SFSsY__CwiHTgs8OKqmdm1WYn1C4lO72e_XZazpsj4XAph/s1600/penyu.PNG
Ciri – ciri ordo chelonia yaitu Mempunyai cangkang, Sistem  Pencernaan mulai dari  mulut, esofagus, lambung, usus dan kloaka. Sistem  Ekskresi terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan kloaka.
Gambar Sistem respirasi Chelonia
           
Gambar Sistem pencernaan Chelonia
Gambar sistem reproduksi Chelonia
Gambar sistem integumen Chelonia
Gambar sistem rangka Chelonia
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZDQA0MuiI_wPVeiDLkVaQtT5oSJJr4lUyCHLVhqiQbt1FhctuwSdt6eP8Ninz_3ImFwqOC69WHNHsoNIPy6d837kThxMttt1lG49CL5GsuetKvskHyJfwcl_pGSHJSEs4nty32aElM5zs/s1600/sistem+rangka+chelonia.PNG
Ordo Testudinata terbagi atas dua family yaitu:
1.      Familia Chelonidae
Species : Chelonia mydas (penyu hijau) tubuhnya besar bahkan ada yang berdiameter 1 meter.
download (1)
2.      Familia Tryonychidae
Species : Geochelone gigantean
download
Klasifikasi Geochelone gigantea (Kura kura Aldabra) sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Testudines
Subordo : Cryptodira
Famili : Testudinidae
Genus : Geochelone
Species : Geochelone gigantean
Ciri Morfologi Geochelone gigantea :
1.      Memiliki cangkang cembung, pada tulang belakang tergabung ke sebuah piring kurus yang etrdapat di bawah kulit yang terpaut sehingga terbentuklah cangkang yang keras.
2.      Hidung yang menyerupai hidung babi. Memiliki selaput yang berfungsi melindungi hidung dari benda asing.
3.      Aktif pada pagi hari, dan menghabiskan waktunya tetap tenang. Menghabiskan waktu untuk tidur dan makan.
4.      Perkembangbiakannya mulai pada bulan Februari sampai Mei.
5.      Perkembangbiakannya ovovivipar.
6.      Memiliki leher yang panjang untuk menggapai daun yang terdapat di ranting pohon dengan ketinggian 1 meter, sebagi makanan utamanya.
7.      Habitat di tempat yang berumput, semak belukar, dan di rawa-rawa di pinggiran pantai Aldabran, Zanzidar di Samudra Hindia.
C.    Ordo Crocodilla
Ordo crocodilia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar diantara reptil lain. Kulit tebal, dan liat karena mengandung kepingan tulang yang tersusun berderet dan berlunas membentuk perisai dermal mengandung sisik dari bahan tanduk. Kepala berbentuk pyramid, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi runcing bertipe gigi poliodont. Mata kecil terletak dibagian kepala yang menonjol di dorsal-lateral. Pipil vertical dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit  yang membungkus tulang sehingga lubang tersebut hanya Nampak seperti celah. Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengakapi dengan suatu penutupdari otot yang dapat berkontraksi secara otomatispada saat buaya menyelam. Lubang telinga terdapat disebelah caudal mata tertutup oleh lipatan kulit. Ekor panjang dan kuat. Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat. Tungkai belakang lebih panjang, berjari empat dan berselaput. Tungkai depan berjari 5 tanpa selaput. Jantung uaya mempunyai 4 ruang namun sekat antar ventrikel kanan dan kiri tidak sempurna yang menyebabkan terjadinya percampuran darah. Pada jantungnya memiliki foramen panizza. Crocodilia merupakan hewan poikilotermik sehingga kebanyakan akan berjemur disiang hari untuk menjaga suhu tubuhnya. Mereka berburu dimalam hari. Bersifat ovipar, betina membuat sarang dengan menggali lubang ditanah untuk menyimpan telur.
Hasil gambar untuk makalah tentang crocodilia
Termasuk kingdom animalia atau kerajaan hewan. Phylumnya chordata karena memiliki batang penyokong tubuh. Subphylum vertebrata karena buaya memiliki tulang belakang. Masuk ke dalam klass reptilia yaitu hewan yang melata. Ordo crocodilia yaitu hewan yang tubuhnya ditutupi oleh sisik dari zat tulang. Ordo Crocodilia mempunyai 3 familia yaitu: Alligatoridae, Crocodilydae, Gavialidae.Tubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang kuat dan gigi tumpul. Kaki pendek dengan jari-jari berselaput tebal, ekor panjang, kulit tebal, jantung terbagi atas 4 ruangan terpisah. Ovipar, telinga berlubang kecil. Contoh : Crocodylus americanus.
1.      Famili ailigatoridae
Famili aliigatoridae memiliki ciri-ciri bentuk moncongnya yang tumpul dengan deretan gigi pada rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat pada rongga pada deretan rahang atas sehingga pada saat moncongnya mengatup hanya deretan gigi pada rahang atasnya saja yang terlihat, dapat mencapai umur maksimal 75 tahun. Tahan terhadap suhu rendah. Memiliki lempeng tulang pada pinggung dan bagian perut bawah memiliki sisik dari bahan tanduk yang lebar berjumlah lebih dari 6 sisik. Beberapa spesies yang termasuk family ini adalah:
Genus Aligator:Alligator mississippiensis, Alligator sinensis
Genus Caiman: Caiman crocodiles,Caiman latirostris.
Genus Melanosuchus : Melanosuchus niger.
2.      Family Crocodylidae
Ciri-ciri dari family ini adalah moncongnya meruncing dengan bentuk yang hampir segitiga, dan pada saat mengatup, ke dua deret giginya terlihat dengan jelas.Kedua tulang rusuk pada ruas tulang belakang pertama bagian leher terbuka lebar.Terdapat pula baris tunggal sisik belakang kepala yang melintang yang tidak lebih dari 6 buah di bagian tengkuk. Famili Crocodilidae dibagi menjadi sub family : Subfamily Crocodylinae
Genus Crocodylus: Crocodylus acutus, Crocodylus cathaphractus, Crocodylus intermediu, Crocodylus mindorensis, Crocodylus porosus.
3.      Family Gavialidae
Memiliki bentuk moncong yang memanjang dan pada saat moncong tersebut menangkup, kedua deret gigi yaitu yang berada di rahang atas dan bawah terlihat berseling. Ujung moncongnya lebar bersegi 8. Sekilas bentuknya hampir sama dengan Tomistoma Schlegelii ( Buaya Senyulong).
Spesies anggota Famili Crocodilidae yang ada di Indonesia adalah :
1.      Crocodylus novaguineae (Buaya Irian)
Spesies yang sering disebut sebagai Buaya Irian ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan ukuran sisiknya yang lebih besar, terutama sisik ventralnya. Sisik belakang kepalanya berjumlah 4-7 buah. Sisik D.C.W (Double Crest Whorl) sejumlah 17-20 pasang, sedangkan Sisik S.C.W (Single Crest Whorl) berjumlah 18-21 buah. Jumlah sisik ventral terdiri atas 23-28 baris dari depan ke belakang. Ukuran maksimum dapat mencapai 3350 mm untuk jantan dan 2650 mm untuk betina. Pada waktu akan bertelur, betina akan membuat sarang dan bertelur pada awal musim kemarau, hal ini berlawanan dengan Crocodylus porosus. Telur-telur ini dijaga oleh induk sampai mereka dapat mencari makanan sendiri. Buaya-buaya ini menempati habitat yang sama dengan buaya air tawar di Indonesia Barat dan dijumpai sampai ke pedalaman dengan persebaran meliputi Irian sebelah utara, mulai dari daerah DAS Memberamo, sampai semenanjung selatan Papua Nugini.
2.      Crocodylus siamensis (Buaya Air Tawar)
Dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik post occipital-nya yang berjumlah 2-4 buah. Moncongnya tidak berlunas tetapi terdapat lunas yang jelas di antara kedua matanya.. Panjang moncongnya satu setengah sampai satu tiga perempat kali lebarnya. Umumnya memiliki 3-4 buah sisik belakang kepala. Tubuhnya kecil dan hanya dapat mencapai panjang sekitar satu meter, berwarna hijau tua kecoklatan dan anakan berwarna lebih muda dengan bercak-bercak pada punggung dan ekor. Belang hitam pada ekor umumnya tidak utuh. Buaya air tawar betina bertelur pada awal musim penghujan. Buaya ini hidup pada pedalaman dengan air yang tawar, sungai atau rawa-rawa. Makanan utamanya adalah ikan. Jenis ini juga dikenal sebagai buaya siam. Persebarannya meliputi Kalimantan Timur,dan Jawa.
3.      Tomistoma Schlegelii ( Buaya Senyulong)
Buaya ini dapat dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan moncongnya yang sangat sempit dengan ukuran tubuh yang mencapai 5,6m. Jari kakinya memiliki selaput, dan sisi kakinya berlunas. Matanya memiliki iris yang tegak. Betinanya bertelur pada awal musim penghujan. Telurnya diletakkan dalam tanah dan ditimbun dengan sampah tetumbuhan.
Habitat yang menjadi favorit buaya ini adalah lubuk-lubuk yang relatif dalam, rawa-rawa, hingga ke pedalaman. Makanan utama adalah ikan, udang dan juga monyet. Persebaran buaya ini meliputi Sumatera, Kalimantan dan Jawa.
4.      Crocodylus porosus (Buaya Muara)
Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia dan dapat mencapai panjang tujuh meter. Buaya ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik belakang kepalanya yang kecil ataupun tidak ada, sisik dorsalnya berlunas pendek berjumlah 16-17 baris dari depan ke belakang biasanya 6-8 baris. Tubuhnya berwarna abu-abu atau hijau tua terutama pada yang dewasa sedangkan yang muda berwarna lebih kehijauan dengan bercak hitam, dan pada ekornya terdapat belang hitam dari bercak- bercak berwarna hitam. Persebaran buaya muara terluas di dunia. Buaya muara memiliki wilayah perantauan mulai dari perairan teluk Benggala (Sri Lanka, Bangladesh, India) hingga perairan Polinesia (Kepulauan Fiji Vanuatu) termasuk perairan Indonesia dan Australia serta negara lain di sekitar indonesia. Habitat kesukaan mereka tentu saja perairan Indonesia dan Australia.
Sedangkan Aligator hanya terdapat di dua negara yaitu Amerika Serikat dan Cina. Alligator Cina terancam punah dan tinggal jenis yang berada di lembah Yangtze. Alligator amerika ditemukan di Amerika Serikat dari Carolina sampai Florida dan Sepanjang Gulf Coast. Mayoritas Alligator Amerika tinggal di Floroda dan Lousiana. Di Floroda sendiri terdapat lebih dari 1 juta Alligator. Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang memiliki Alligator dan Buaya. Alligator Amerika tinggal di Air tawar, seperti kolam, rawa-rawa, daratan basah dan sungai.
Famili Crocodylidae merupakan hewan yang berkembang biak secara musiman. Masa kawin pada musim semi ketika air hangat. Famili ini berkembang biak dengan bertelur dan fertilisasinya secara internal. Setelah melahirkan, induk buaya melakukan parental care. Ciri-ciri yang dapat digunakan untuk identifikasi jenis buaya adalah melalui bentuk cranial dan perkatupan gigi. Dapat juga dilihat dari kulit ada tidaknya dan bentuk tonjolan di belakang mata (protuberance). Kemudian dilihat bentuk, ukuran dan jumlah sisik nuchal, sisik dorsal, sisik ventral dan tonjolan sisik ekor serta bagian colar.
struktur tubuh buaya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, tubuh, dan ekor. Di bagian kepala terdapat mata, moncong, hidung, dan telinga. Di bagian tubuh ada 2 pasang kaki depan dan 2 pasang kaki belakang, bagian dorsal tubuh terdapat sisik berjumlah 16 – 17 baris sedangkan sisik ventral tersusun atas 29-31 baris sisik dan di bagian ekor terdapat ekor yang memanjang. Buaya merupakan hewan buas yang berdarah dingin atau poikilothermik, karena suhu tubuh buaya bergantung pada keadaan di lingkungannya.
Sistem pencernaa buaya terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Hasil gambar untuk sistem pernapasan buaya
a.       Tractus Digestivum ( saluran pencernaan )
1.      Rongga mulut
Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah, pada masing-masing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Gigi buaya bisa mengalami 50 kali pergantian, buaya tidak mengunyah makanannya, giginya hanya berfungsi sebgai penangkap mangsa. Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua. Buaya memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya.
2.      Faring
3.      Esofagus (kerongkongan)
Merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
4.      Ventrikulus (lambung)
Merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
5.      Intestinum
Terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
6.      Kloaka
b.      Glandula digestaria ( kelenjar pencernaan )
Terdiri dari hepar dan pancreas, empedu yang dihasilkan oleh hepar ditampung kantong yang disebut vesica fellea. Hepar terdiri atas 2 lobi, yaitu sinister dan dexter dan berwarna coklat kemerahan. Vesica fellea terletak pada tepi coudal lobus dexter hepatis. Pancreas terletak dalam suatu lengkung antara ventriculus dan duodenum. Ductus cysticus dari vesica fellea menuju jaringan pancreas bergabung dengan ductulli pancreatici, kemudian keluar menjadi satu ductus yang besar disebut hepato-pancreaticus atau ductus choledochus yang bermuara pada duodenum. Ventriculus terikat pada dinding tubuh dengan perantaraan suatu alat penggantung yang disebut mesogastrium. Kemudian alat penggantung instestinum tenue disebut mesenterium, alat penggantung intestinum crassum (rectum) disebut mesorectum. Antara permukaan dorsal hepar dan ventriculus terdapat suatu lipatan tipis yaitu omentum gastrohepaticum. Omentum ini memanjang ke caudal disebut omentum duodeno-hepaticum yang menghabungkan hepar dengan duodenum.
Hasil gambar untuk makalah tentang crocodilia
Buaya bernapas dengan paru-paru. Pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida terjadi di dalam paru-paru. Keluar masuknya udara dari dan keluar paru-paru karena adanya gerakan-gerakan dari tulang rusuk. Saluran pernapasan terdiri dari lubang hidung, laring, trakea, bronkus dan paru – paru. Buaya mempunyai trachea yang panjang dimana dindingnya dilengkapi oleh sejumlah cincin cartilago. Laring terletak di ujung anterior trachea. Dinding laring ini dilengkapi oleh cartilago cricoida dan cartila anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri. Bentuk Pulmo lacertilia dan ophidia reptilia relatif sederhana.
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
Sistem peredaran darah terdiri dari 2 atria, yaitu atrium dextrum dan sinistrum, 2 ventriculus yaitu ventriculus dexter serta ventriculus sinister dan sinus venosus. Atrium dextrum dipisah dengan atrium sinistrum oleh septum atriarum. Antara atrium dan ventriculus ada sekat yang disebut apertura atriovenricularis dengan katup valvula atrioventricularis. Ventriculus dexter dipisah dari ventriculus sinister oleh septum ventriculorum ialah tidak sempurna sehingga darah diventriculus dexter dan sinister untuk sebagian masih tercampur.
Dari ventriculus dexter keluar areus aortae sinister yang membelok ke kiri, dan arteria pulmanalis yang bercabang dua masing-masing ke pulmo. Dari ventruculus sinister keluar arcus aortae dexter yang membelok ke kanan dan mempercabangkan sebuah arteria yang berjalan ke arah cranial yaitu arteria carotis communis. Arteria carotis communis ini akan bercabang dua menjadi arteria carotis communis dexter dan sinister yang masing-masing baik dexter maupun sinister akan bercabang lagi menjadi arteria carotis externa dan interna. Arteria carotis communis interna kiri akan membuat suatu hubungan dengan arcus aortae sinister. Arcus aortae dexter dan sinister, masing-masing berjalan ke caudal dan keduanya bertemu di medial untuk menjadi satu pembuluh yang besar disebut aorta dorsalis. Sebelum kedua arcus aortae ini bertemu, arcus aortae dexter terlebih dulu mempercabangkan arteria esophagus yang menuju ke esophagus, kemudian juga mempercabangkan arteria subelavia dexta dan sinistra yang menuju ke extremitas anterior. Sinus venosus menerima darah dari vanae besar, ialah vena cova superior dexta dan sinistra, dan vena cava inferior yang datang dari bagian caudal tubuh setelah menerima vena hepatica terlebih dulu. Dari sinus venosus darah kemudian menuju ke atrium dextrum yang masuk ke atrium sinistrum ialah vana pulmonalis yang berisi darah arterial dari pulmo.
Hasil gambar untuk gambar sistem reproduksi buaya
 Jantan :
1.      Memiliki alat kelamin khusus yaitu Hemipenis
2.      Sepasang testis
3.      Memiliki epididimis
4.      Memiliki vasdiverens
Betina :
1.      Memiliki sepasang ovarium
2.      Memiliki saluran telur (oviduk)
3.      Berakhir pada saluran koaka
Buaya merupakan hewan reptil yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Buaya bersifat ovipar, buaya betina menghasilkan ovum di dalam ovarium, ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Buaya jantan menghasilkan sperma di dalam testis, sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis.
Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat buaya mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum buaya betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis buaya, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah, Buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
Rangka pada buaya terdiri dari rangka pada bagian kepala, tubuh, dan ekor. Tulang-tulang yang menyusunnya antara lain: Tengkorak, tulang punggung, tulang sacrum, tulang ekor, tulang leher, tulang selangka, tulang belikat, tulang jari-jari, tulang pinggang, tulang paha, dan tulang telapak kaki.
Hasil gambar untuk rangka buaya
Buaya dapat bergerak di darat dan di air, di darat mereka berjalan pelan dengan menyeret ekor mereka di tanah atau mengangkat tubuh dan ekor mereka di atas tanah dan berjalan dengan jari-jari kaki mereka. Dengan berjalan tinggi, mereka dapat berjalan lebih cepat walau dalam jarak dekat dan hanya dapat lurus karena mereka cepat merasa lelah.
Buaya juga dapat berenang, mereka mengguanakan ekor mereka yang panjang dan berotot untuk menggerakan tubuh di air, saat mereka berenang mereka merapatkan kaki mereka ke sisi tubuhnya agar mudah meluncur dalam air. Mereka juga dapat mengapung di air dengan mata dan hidung di atas permukaan air. Mereka dapat bertahan selama beberapa menit, namun ada beberapa spesies yang mampu bertahan selama 5 jam, contohnya buaya muara
 ( Crocodylus porosus ).
Buaya memiliki indera yang luar biasa yang digunakan untuk mendeteksi mangsa, mereka mempunyai indera khusus yang memungkinkan mereka untuk mendeteksi mangsa di dalam air. Sensor-sensor kecil menyebar di daerah wajah dan khususnya di sekitar mulut, yang bias mendeteksi getaran sekecil apapun. Mata buaya memiliki tiga kelopak mata, kelopak mata yang ketiga transparan dan menutup mata untuk melindunginya saat mereka di dalam air. Pupil matana tegak seperti kucing sehingga mereka dapat melihat dengan tajam, namun penglihatan mereka agak kurang jelas jika di dalam air.
D.    Ordo Squamata
Squamata adalah reptilia yang umumnya memiliki kulit bersisik. Reptil yang termasuk golongan ini adalah kadal dan ular. Kadal memiliki sisik yang licin dan berbentuk membulat, tubuhnya kebanyakan berkaki empat, bertubuh kecil, dan memiliki ekor. Contoh hewan kadal bertubuh kecil misalnya, kadal kebun (Mabuya multifasciata), cecak dinding (Cosymbotus paltyurus) dan bunglon kebun (Bronchocela jubata), hingga kadal yang bertubuh besar seperti biawak komodo (Varanus komodoensis). Pada ordo squamata ini memiliki dua sub ordo yaitu: Subordo Lacertilia/ Sauria dan Subordo Serpentes/ Ophidia.
Ciri – ciri umum pada ordo squamata antara lain:
1.      Tubuhnya ditutupi oleh sisik yang terbuat dari bahan tanduk.
2.      Anggota squamata memiliki tulang kuadrat.
3.      Perkembangbiakan ordo squamata secara ovovivipar atau ovipar dengan vertilisasi internal.
4.      Lubang hidung berpasangan.
5.      Tubuh tertutupi oleh sisik
6.      Lidah bercabang
7.      Permukaan verntral memiliki sisik yang berukuran lebih besar dari dagu sampai vent (mendekati ekor)
8.      Mata dilindungi oleh kutikula transparan, pada jenis blind snake mata vestigial ditutupi oleh sisik
9.      Tanpa membran telinga eksternal
10.  Tulang tengkorak kecil dengan beberapa tulang dapat bergerak
Sub ordo pada ordo squamata adalah sebagai berikut :
a.       Sub ordo Lacertilian / Sauria
Tubuh panjang, tetapi kurang dari 30 cm, kaki 4 buah yang kadang-kadang tereduksi atau hilang sama sekali. Mandibula bersatu di bagian anterior. Tulang kuadrat berkontrak dengan pterigoid, sehingga terbukanya mulut terbatas ( tidak seperti ular ). Kelopak mata biasanya dapat digerakkan. Sabuk pectoral tumbuh baik atau tinggal sebagai sisa (vastigum). Bentuk lidah bercabang. Mempunyai kandung kemih, contohnya: Bengkarung ( Kadal, Lacerta sp ), Tokek (Hemidactylus turcicus, Sphaerodactylus sp.), Bunglon (Agama sp, Draco sp), Komodo (Varanus komodoensis), Kamelion (Chameleon chameleo, claret gombel) Kadal ( Lacerta sp.)
Klasifikasi Varanus komodoensis
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub ordo : Lacertalia
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : Varanus komodoensis
Nama lokal : komodo
Hasil gambar untuk varanus komodoensis
Gambar komodo (Varanus komodoensis)
Ciri Morfologi Varanus komodoensis
1.      Panjang badannya sampai 3 mater dengan berat badannya mencapai 140 kg.
2.      Ekornya panjang, gemuk agak pipih,
3.      kepalanya bermoncong tidak runcing.
4.      Ekor mampu untuk meroboh kan mangsanya dalam sekali serangan.
5.      Lidahnya panjang, bercabang dua diujungnya dan berwarna kuning kemerah-merahan
6.      Kulit bercorak khusus, kecuali pada biawak yang muda, kulitnya berkembang-kembang berwarna hitam kekuning-kuningan.
Sistem pencernaan pada komodo yaitu terdapat lidah yang dapat dijulurkan keluar dengan mudah ( bebas ). Gigi-gigi melekat pada rahang. Dari mulut dilanjutkan ke faring, esophagus, dan lambung. Lambung dengan bagian fundus dan pylorus. Dari lambung kemudian ke intestinum, rektum, dan kloaka. Hati dan pancreas berpembuluh ke intestinum. Kloaka untuk mengeluarkan sisa pencernaan, ekskret, dan untuk reproduksi.
Sistem respirasi (pernafasan) yaitu udara masuk melalui lubang hidung dalam ( dibelakang velum) kemudian keglottis (dalam faring), trakea, bronki (ada 2), dilanjutkan ke paru-paru ( dengan kapiler-kapilernya).
Jantung terdiri dari sinus venosus, 2 aurikel, dan 2 ventrikel, yang terbagi sempurna. Darah dari sinus venosus ke aurikel kanan, ventrikel kanan, artei pulmonary ( bercabang dua ), vena paru-Paru, aurikel kiri, kemudian ke ventrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar lengkung aorta ke dorsal, arteri karotis kekepala dan kaki depan. Yang ke belakang memberi darah untuk ruang tubuh,kaki belakang dan ekor.
Darah vena berkumpul dalam vena cava anterior ( di kedua belah sisi kepala dan leher ), vena cava posterior, vena porta hepatis, yang kemudian menjadi vena hepatis, dan dalam vena epigastrikum yang semuanya di alirakan kembali ke sinus venosus tersebut.
Pada sistem ekskresi terdapat kandung kemih, tetapi kotoran/ekskret bersifat semisolid ( setengah keras), seperti pada burung, dan dikeluarkan langsung melalui kloaka bersama tinja.ekskret itu mengandung urat, bagian dari air kenicng, yaitu bahan berwarna putih, biasanya sebagai garam Na dan mengandung zat kapur.
Otak terdiri dari 2 lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer, 2 lobus cptikus, serebellum, dan medulla obiongata yang melanjut ke korda saraf. Dibawah hemisfer terdapat indundibulum dan hipofisis. Terdapat 12 pasang saraf cranial dan pasang-pasang saraf spinal pada tiap scmit tubuh. Lidah sebagai organ perasa dan hidung dengan organ olfaktori (pembau). Mata dengan kelenjar air mata. Telinga dengan saluran auditori eksternal ( di bawah kulit, dengan membrane timpani), dan tiga buah saluran semisirkular yang merupakan organ pendengar. Terdapt saluran Eustacius yang bermuara pada atap faring dibelakang hidung dalam.
Sistem reproduksi dengan cara Fertilisasi internal. Kadal jantan mempunyai hemipenis ( seperti pada penyu ) di dekat kloaka betina. Pada waktu kopulasi organ itu di masukkan ke dalam kloaka kadal betina. Kebanyakan perkembangan telur terjadi di alam bebas, tetapi kadang-kadang. Jika keadaan tidak sesuai, kadal betina menahan telur yang telah dibuahi (ovipar atau ovovivipar ). Telur yang diletakkan di tanah berkulit keras. Embrio dikelilingi oleh amnion, korion, dan allantois. Menetasnya hewan mudah merupakan miniature hewan dewasa.























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Klasifikasi reptile, pada awalnya didasarkan atas arsitektur tengkoraknya. Formulasi ini dikemukakan oleh Osborn tahun 1903, yaitu ditunjukkan dengan adanya ciri-ciri tengkorak: anapsid, diapsid, synapsid (parapsid). Sekarang klasifikasi reptile tersebut banyak berubah dan dibagi menjadi 4 ordo yaitu: Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara), Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman).
Species pada ordo chelonia ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar, terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan perisai sebelah ventral datar yang disebut plastron. Kedua bagian perisai itu digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk tebal. Ordo crocodilia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar diantara reptil lain. Kulit tebal, dan liat karena mengandung kepingan tulang yang tersusun berderet dan berlunas membentuk perisai dermal mengandung sisik dari bahan tanduk. Kepala berbentuk pyramid, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi runcing bertipe gigi poliodont. Squamata adalah reptilia yang umumnya memiliki kulit bersisik. Reptil yang termasuk golongan ini adalah kadal dan ular. Kadal memiliki sisik yang licin dan berbentuk membulat, tubuhnya kebanyakan berkaki empat, bertubuh kecil, dan memiliki ekor. Contoh hewan kadal bertubuh kecil misalnya, kadal kebun (Mabuya multifasciata), cecak dinding (Cosymbotus paltyurus) dan bunglon kebun (Bronchocela jubata), hingga kadal yang bertubuh besar seperti biawak komodo (Varanus komodoensis). Pada ordo squamata ini memiliki dua sub ordo yaitu: Subordo Lacertilia/ Sauria dan Subordo Serpentes/ Ophidia.