BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Vertebrata
merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang cukup besar dan
paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi tiga bagian yang cukup jelas: kepala,
badan, dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, cranium, di dalamnya terdapat
otak, karena mempunyai cranium. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, yaitu
kelas Cyclostomata, kelas Pisces, Kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves, dan
kelas Mamalia.
Kata Reptilia berasal dari kata reptum
yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang
sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang
membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit
kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada
beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan
pergantian kulit baik secara total maupun sebagain.
Semua Reptil bernafas dengan paru-paru. Jantung pada
Reptil memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa Reptil sekat
antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri tidak sempurna sehingga darah kotor
dan darah bersih masih bisa bercampur. Reptil merupakan hewan berdarah dingin
yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm. Untuk
mengatur suhu tubuhnya, Reptil melakukan mekanisme basking yaitu berjemur di
bawah sinar matahari. Saluran ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada
dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah
melintang terdapat pada ordo squamata yaitu sub-ordo lacertilia dan sub-ordo
ophidia. kloaka dengan celah membujur yaitu terdapat pada ordo chelonia dan
ordo crocodilia.
Reptilia
termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada
beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali
seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami
reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau Pentadactylus dan setiap
jarinya bercakar. Pada Reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas
dengan paru-paru.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Ada berapa pembagian ordo dalam
filum reptillia?
2.
Jelaskan tentang 3 ordo reptillia
yaitu chelonia, crocodila dan squamata?
3.
Apa saja ciri – ciri ordo chelonia,
crocodila dan squamata?
C.
Tujuan
1.
Menyebutkan pembagian ordo di filum
reptillia
2.
Menjelaskan tentang 3 ordo yaitu
chelonia, crocodila dan squamata
3.
Mengetahui ciri – ciri ordo
chelonia, crocodila dan squamata
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Filum
Reptillia
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil
= melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik
berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar
reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-paru, jantung
beruang tiga atau empat, menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu
tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm, fertilisasi secara internal,
menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang.
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di
darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah
hilangnya kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang
kasar. Nama kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di
daerah teropis maupun daerah subtropis. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub
dan tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile
menempati macam-macam habitat. Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis,
hanya terdapat di rawa-rawa, sungai atau sepanjang pantai. Penyu terbesar
teradapat dilaut dan kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan
ular umumnya terrestrial, tetapi ada yang menempati karang-karang atau pohon.
Dari
segi evolusinya reptilian berasal dari amphibi dan selanjutnya reptilian akan
terjadi burung dan mamalia (history evolusinya). Pada zaman mesozoik reptilian
merupakan kelompok vertebrata yang dominant.
Beberapa anggota reptilia baru muncul pada akhir periode trias, tetapi beberapa anggota yang lain lenyap pada masa itu juga. Dibandingkan dengan amphibi reptilia terbilang lebih maju hidup didarat. Hal ini dikarenakan adanya cangkang pada telur dan adanya amnion pada embrio sehingga menjamin perlindungan terhadap bahaya kekeringan pada telur – telur yang diletakkan didarat. Sisik epidermis yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh fisik (misal luka) dan juga sebagai pelindung terhadap kekeringan. Selain itu reptilia merupakan binatang merayap yang tubuhnya ditutupi oleh kulit (Kadang-kadang sebagai sisik) dari zat tanduk. Kulit atau sisik tidak berlendir karena sangat sedikit mempunyai kelenjar pada kulit.
Beberapa anggota reptilia baru muncul pada akhir periode trias, tetapi beberapa anggota yang lain lenyap pada masa itu juga. Dibandingkan dengan amphibi reptilia terbilang lebih maju hidup didarat. Hal ini dikarenakan adanya cangkang pada telur dan adanya amnion pada embrio sehingga menjamin perlindungan terhadap bahaya kekeringan pada telur – telur yang diletakkan didarat. Sisik epidermis yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh fisik (misal luka) dan juga sebagai pelindung terhadap kekeringan. Selain itu reptilia merupakan binatang merayap yang tubuhnya ditutupi oleh kulit (Kadang-kadang sebagai sisik) dari zat tanduk. Kulit atau sisik tidak berlendir karena sangat sedikit mempunyai kelenjar pada kulit.
Klasifikasi
reptile, pada awalnya didasarkan atas arsitektur tengkoraknya. Formulasi ini
dikemukakan oleh Osborn tahun 1903, yaitu ditunjukkan dengan adanya ciri-ciri
tengkorak: anapsid, diapsid, synapsid (parapsid). Sekarang klasifikasi reptile
tersebut banyak berubah dan dibagi menjadi
4 ordo yaitu: ordo chelonia, ordo crocodilla dan ordo squamata.

Secara umum reptilia memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.
Tubuh ditutupi kulit kering
bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau kuku, dan kelenjar
dipermuakaan hanya sedikit.
2.
Memiliki dua pasang anggota
badan, masing-masing dengan lima jari yang pada bagian ujungnya terdapat cakar
dan dapat digunakan untuk berlari, merayap atau memanjat. Anggota badan
menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal, dan tidak ada anggota badan
pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular.
3.
Kerangka terdiri dari tulang
keras, tengkorak dilengkapi rongga oksipital
4.
Jantung terdiri dari empat
ruang yang belum terpisah sempurna, dua serambi dan vertikel yang sebagian
saling terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah merah oval bikonkaf dengan
inti.
5.
Respirasi dengan paru-paru,
pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi kloaka.
6.
Terdapat 12 pasang saraf
cranial.
7.
Suhu tubuh berubah-ubah
bergantung suhu lingkungan (poikilothermis).
8.
Fertilisasi internal,
menggunakan organ kopulasi, telurnya besar mengandung kuning telur yang
terbungkus cangkang licin atau berkulit, biasanya telur ditetaskan tetapi pada
beberapa jenis ular dan kadal embrio berkembang didalam tubuh betina.
Hewan
Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki diantaranya:
1.
Penutup tubuh yang kering dan
bersisik sebagai adaptasi terhadap kehidupan di darat.
2.
Anggota tubuh memungkinkan
hewan untuk berlari.
3.
Pemisahan darah bersih dan
kotor di jantung.
4.
Skeleton terdiri dari tulang
sejati.
5.
Telur dilengkapi dengan
membrane dan cangkang sebagai pelindung embrio sehingga memungkinkan untuk
berkembang di darat.
Kelas
Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara),
Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya:
Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya,
Aligator, Senyulong, dan Caiman).
Morfologi Reptilia meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh, dan ekor,
angggota tubuh berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian ujungnya
dilengkapi cakar dan begitupun ada juga sebagaian subordo yang lain yang tidak
memiliki jari. Mulutnya yang panjang dilengkapi dengan gigi. Buaya mialnya di
dekat ujung moncong terdapat dua lubang hidung. Mata berukuran besar dan terletak
lateral, dengan kelopak atas dan bawah, serta membrane nictatin transparan yang
dapat bergerak di bawah kelopak mata, telinga berukuran kecil terletak
dibelakang mata. Anus terletak longitudinal dibelakang pangkal kaki belakang.
Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa
reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada
reptilia umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan
akhirnya ke paru-paru. Sistem pernafasan pada
reptilia lebih maju dari Amphibi.
Paru-paru Reptil berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru paru Reptil hanya terdiri dari beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas. Paru paru kadal, kura-kura, dan buaya
lebih kompleks, dengan beberapa belahan-belahan yang membuat paru-parunya
bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal, misalnya bunglon
Afrika, mempunyai pundi-pundi hawa atau kantung udara cadangan sehingga
memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
Reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Gas O2 dalam udara masuk melalui lubang
hidung => rongga mulut => anak tekak => trakea yang panjang =>
bronkiolus dalam paru-paru. Dari paru-paru, O2 diangkut darah menuju
seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju
jantung untuk dikeluarkan melalui paru-paru => bronkiolus => trakea
yang panjang => anak tekak => rongga mulut => lubang hidung. Pada
Reptilia yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika menyelam.
System
pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran
pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan
kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati.
1.
Rongga Mulut.
Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada
masing-masing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel
pada gusi dan sedikit melengkung kea rah rongga mulut. Dan khusus pada ular
berbisa akan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada
rongga mulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya
reptil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap
mangsa. Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan
ujung bercabang dua. Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapat
dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya relative kecil dan
tidak dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh
selaput dan terletak di bagian rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang
sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah
menelan mangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar
poison yang bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan
dikeluarkan melalui gigi tersebut.
2.
Kerongkongan (esophagus)
merupakan saluran di belakang rongga mulut yang
menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak
terjadi proses pencernaan.
3.
Lambung (ventrikulus)
merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan
makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini
makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan
dicerna secara mekanik dan kimia.
4.
Intestinum terdiri dari usus halus
dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi proses
penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk
dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
5.
Kelenjar pencernaan, terdiri atas
hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati ditampung di dalam kantong
yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dua lobus yaitu sinister dan
dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi
sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara lambung dan
duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan.
Sistem
ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka
merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.
Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang
dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
Sistem sirkulasi reptil lebih maju dibandingkan dengan katak. Perhatikan
Gambar 5.20. Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu ventrikel kanan,
ventrikel kiri, atrium kanan, dan atrium kiri serta sebuah sinus venosus. Antara
ventrikel kanan dan kiri terdapat sekat yang belum sempurna sehingga terjadi
percampuran darah yang kaya O2 dalam ventrikel kiri dengan darah yang kaya CO2
dalam ventrikel kanan. Khusus
pada jantung buaya, pada sekat antar ventrikel terdapat
lubang kecil yang disebut foramen
panizzae yang berfungsi sebagai berikut.
1) Memungkinkan distribusi oksigen
yang cukup ke alat pencernaan.
2)
Memelihara keseimbangan tekanan cairan di dalam jantung pada waktu menyelam.
Sistem sirkulasi darah pada
reptil termasuk sistem sirkulasi darah ganda. Darah dari
vena yang kaya CO2 masuk ke jantung melalui sinus venosus ke bagian atrium
kanan lalu ke ventrikel kanan. Kemudian, darah dipompa menuju paru-paru. Darah
dari paru-paru yang kaya O2 masuk ke atrium kiri, dilanjutkan ke ventrikel
kiri. Darah dari ventrikel kiri dipompa keluar melalui aorta menuju ke seluruh
tubuh.
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura
merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi
internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat
ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan
menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan
makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium.
Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan
menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang
langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma
bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua
penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti
jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan
kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin
betina.
Jantan
a.
Memiliki alat kelamin khusus :
hemipenis
b.
Sepasang testis
c.
Memiliki epididimis
d.
Memiliki vas deferens
Betina
a.
Memiliki sepasang ovarium
b.
Memiliki saluran telur
(oviduk)
c.
Berakhir pada
saluran kloaka
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan
melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan
dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan
setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil,
telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam
telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti
kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya
melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke
daratan ketika meletakkan telurnya.
Reptil memiliki alat indera
dengan kepekaan yang berbeda- beda, bergantung pada spesiesnya. Beberapa reptil
juga memiliki indera khas yang tidak dimiliki oleh reptil lainnya. Namun,
secara umum indera yang dimiliki oleh reptil adalah indera penglihatan,
pendengaran dan kemoreseptor khusus.
a.
indera penglihatan
secara umum,
reptil memiliki struktur mata yang sama dengan vertebrata lainnya. Ada yang
memiliki kelopak mata, ada pula yang tidak. Akomodasi pada semua reptil kecuali
ular diatur oleh lensa yang dikelilingi dengan cincin otot sehingga lensa dapat
memipih dan membesar.
Sementara pada ular, untuk akomodasi lensa mata dapat diarahkan maju- mundur. Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi
dilindungi oleh selaput transparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan
manusia. Sensor yang ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya dan
panas. Sebagian besar ular juga memiliki mata median yang
berada di atas kepalanya. Mata median merupakan hasil envaginasi dari
dienchephalon. Mata median ini tidak membentuk gambaran retina. Fungsinya
adalah untuk mengamati durasi dari fotoperiodisme lingkungan dan memasukkan
pengaruhnya terhadap ritme biologis. Mata median ini diduga juga berguna untuk
menakar kadar radiasi sinar matahari yang memapar tubuh ular. Pada bunglon, mata lateralnya dapat berputar 360º.
Selain itu, kedua mata lateralnya dapat bergerak ke arah yang berbeda.
Sehingga, hewan ini dapat melihat ke dua arah sekaligus.
b.
Indera Pendengaran
Reptil tidak memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang
telinganya nampak jelas terlihat dari luar, berada tepat di belakang rahang. Buaya
memiliki gendang telinga yang berada di dalam lubang telinga, tepatnya berada
di ujung saluran telinga. Gendang telinga ini berfungsi untuk menggetarkan
tulang- tulang pendengaran. Akan tetapi, hampir semua jenis ular tidak memiliki
gendang telinga. Sehingga, sinyal- sinyal getaran diterima dari lingkungan
melalui rahang bawah.
c.
kemoreseptor
khusus
Terdiri atas 3 organ yaitu organ vomeronasal yang fungsinya ekuivalen dengan indera
pembau pada manusia. Karena hidung ular hanya memiliki epitel respirasi, maka
fungsi penciumannya digantikan oleh organ ini. Organ vomeronasal atau organ
Jacobson berhubungan dengan bulbus olfaktorius dan berfungsi sebagai pendeteksi
kimia adanya mangsa maupun pemangsa. Lidah berfungsi sebagai poembawa sinyal
kimia berupa gas dari lingkungan ke dalam organ ini. Organ perasa yaitu Lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap.
Sehingga, ia bisa merasakan mangsanya. Pit Organ merupakan detektor panas pada ular. pit
organ ini berupa lubang- lubang di depan wajah ular yang di dalamnya terdapat
membran thermoreseptor. Pada gambar berikut, organ pit ditunjukkan dengan panah
warna merah. Sementara, panah berwarna hitam menunjukkan lubang hidungnya.
B. Ordo Chelonia (Testudinata)
Species pada
ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar, terbungkus oleh
perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan perisai
sebelah ventral datar yang disebut plastron. Kedua bagian perisai itu
digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat
tanduk tebal. Tidak mempunyai gigi, tetapi rahang berkulit tanduk sebagai
gantinya. Tulang kuadrat pada cranium mempunyai hubungan bebas dengan rahang
bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang belakng toraks dan tulang
costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai. Termasuk hewan ovipar.
Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstremitas sebagai alat
gerak baik di darat maupun di air.

Tubuh penyu dilindungi oleh cangkang oval
berupa plat tulang, terdiri dari dua bagian: karapas yang menutupi bagian
punggung dan plastron yang menutupi bagian bawah. Kepala, kaki dan ekor menjulur keluar diantara 2 cangkang. Seperti
gambar berikut ini.

Ciri – ciri ordo chelonia yaitu Mempunyai cangkang, Sistem Pencernaan mulai dari mulut, esofagus, lambung, usus dan kloaka. Sistem Ekskresi terdiri atas ginjal, ureter, kandung
kemih, dan kloaka.
Gambar
Sistem respirasi Chelonia

Gambar Sistem pencernaan Chelonia

Gambar sistem reproduksi Chelonia

Gambar sistem integumen Chelonia

Gambar sistem rangka Chelonia

Ordo Testudinata terbagi atas
dua family yaitu:
1.
Familia Chelonidae
Species : Chelonia
mydas (penyu hijau) tubuhnya besar bahkan ada yang berdiameter 1 meter.

2. Familia Tryonychidae
Species : Geochelone gigantean

Klasifikasi Geochelone gigantea (Kura
kura Aldabra) sebagai berikut.
Kingdom :
Animalia
Phyllum :
Chordata
Class :
Reptilia
Ordo :
Testudines
Subordo :
Cryptodira
Famili : Testudinidae
Genus :
Geochelone
Species : Geochelone gigantean
Ciri Morfologi Geochelone gigantea :
1.
Memiliki cangkang cembung,
pada tulang belakang tergabung ke sebuah piring kurus yang etrdapat di bawah
kulit yang terpaut sehingga terbentuklah cangkang yang keras.
2.
Hidung yang menyerupai hidung
babi. Memiliki selaput yang berfungsi melindungi hidung dari benda asing.
3.
Aktif pada pagi hari, dan
menghabiskan waktunya tetap tenang. Menghabiskan waktu untuk tidur dan makan.
4.
Perkembangbiakannya mulai pada
bulan Februari sampai Mei.
5.
Perkembangbiakannya
ovovivipar.
6.
Memiliki leher yang panjang
untuk menggapai daun yang terdapat di ranting pohon dengan ketinggian 1 meter,
sebagi makanan utamanya.
7.
Habitat di tempat yang
berumput, semak belukar, dan di rawa-rawa di pinggiran pantai Aldabran,
Zanzidar di Samudra Hindia.
C.
Ordo
Crocodilla
Ordo
crocodilia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar diantara reptil
lain. Kulit tebal, dan liat karena mengandung kepingan tulang yang tersusun
berderet dan berlunas membentuk perisai dermal mengandung sisik dari bahan
tanduk. Kepala berbentuk pyramid, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi
runcing bertipe gigi poliodont. Mata kecil terletak dibagian kepala yang
menonjol di dorsal-lateral. Pipil vertical dilengkapi selaput mata, tertutup
oleh lipatan kulit yang membungkus tulang sehingga lubang tersebut hanya
Nampak seperti celah. Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan
dilengakapi dengan suatu penutupdari otot yang dapat berkontraksi secara
otomatispada saat buaya menyelam. Lubang telinga terdapat disebelah caudal mata
tertutup oleh lipatan kulit. Ekor panjang dan kuat. Tungkai relatif pendek
tetapi cukup kuat. Tungkai belakang lebih panjang, berjari empat dan
berselaput. Tungkai depan berjari 5 tanpa selaput. Jantung uaya mempunyai 4
ruang namun sekat antar ventrikel kanan dan kiri tidak sempurna yang
menyebabkan terjadinya percampuran darah. Pada jantungnya memiliki foramen
panizza. Crocodilia merupakan hewan poikilotermik sehingga kebanyakan akan
berjemur disiang hari untuk menjaga suhu tubuhnya. Mereka berburu dimalam hari.
Bersifat ovipar, betina membuat sarang dengan menggali lubang ditanah untuk
menyimpan telur.

Termasuk kingdom animalia atau kerajaan hewan. Phylumnya chordata karena
memiliki batang penyokong tubuh. Subphylum vertebrata karena buaya memiliki
tulang belakang. Masuk ke dalam klass reptilia yaitu hewan yang melata. Ordo
crocodilia yaitu hewan yang tubuhnya ditutupi oleh sisik dari zat tulang.
Ordo Crocodilia mempunyai 3 familia yaitu: Alligatoridae, Crocodilydae,
Gavialidae.Tubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang
kuat dan gigi tumpul. Kaki pendek dengan jari-jari berselaput tebal, ekor
panjang, kulit tebal, jantung terbagi atas 4 ruangan terpisah. Ovipar, telinga
berlubang kecil. Contoh : Crocodylus
americanus.
1.
Famili ailigatoridae
Famili aliigatoridae
memiliki ciri-ciri bentuk moncongnya yang tumpul dengan deretan gigi pada
rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat pada rongga pada deretan
rahang atas sehingga pada saat moncongnya mengatup hanya deretan gigi pada
rahang atasnya saja yang terlihat, dapat mencapai umur maksimal 75 tahun. Tahan
terhadap suhu rendah. Memiliki lempeng tulang pada pinggung dan bagian perut
bawah memiliki sisik dari bahan tanduk yang lebar berjumlah lebih dari 6 sisik.
Beberapa spesies yang termasuk family ini adalah:
Genus
Aligator:Alligator mississippiensis,
Alligator sinensis
Genus
Caiman: Caiman crocodiles,Caiman
latirostris.
Genus
Melanosuchus : Melanosuchus niger.
2.
Family Crocodylidae
Ciri-ciri dari family ini adalah
moncongnya meruncing dengan bentuk yang hampir segitiga, dan pada saat
mengatup, ke dua deret giginya terlihat dengan jelas.Kedua tulang rusuk pada
ruas tulang belakang pertama bagian leher terbuka lebar.Terdapat pula baris
tunggal sisik belakang kepala yang melintang yang tidak lebih dari 6 buah di
bagian tengkuk. Famili Crocodilidae dibagi menjadi sub family : Subfamily
Crocodylinae
Genus Crocodylus: Crocodylus
acutus, Crocodylus cathaphractus, Crocodylus intermediu, Crocodylus
mindorensis, Crocodylus porosus.
3.
Family Gavialidae
Memiliki bentuk moncong yang memanjang dan pada
saat moncong tersebut menangkup, kedua deret gigi yaitu yang berada di rahang
atas dan bawah terlihat berseling. Ujung moncongnya lebar bersegi 8. Sekilas
bentuknya hampir sama dengan Tomistoma Schlegelii ( Buaya Senyulong).
Spesies
anggota Famili Crocodilidae yang ada di Indonesia adalah :
1.
Crocodylus
novaguineae (Buaya Irian)
Spesies yang
sering disebut sebagai Buaya Irian ini dibedakan dengan buaya yang lain
berdasarkan ukuran sisiknya yang lebih besar, terutama sisik ventralnya. Sisik
belakang kepalanya berjumlah 4-7 buah. Sisik D.C.W (Double Crest Whorl)
sejumlah 17-20 pasang, sedangkan Sisik S.C.W (Single Crest Whorl) berjumlah
18-21 buah. Jumlah sisik ventral terdiri atas 23-28 baris dari depan ke
belakang. Ukuran maksimum dapat mencapai 3350 mm untuk jantan dan 2650 mm untuk
betina. Pada waktu akan bertelur, betina akan membuat sarang dan bertelur pada
awal musim kemarau, hal ini berlawanan dengan Crocodylus porosus.
Telur-telur ini dijaga oleh induk sampai mereka dapat mencari makanan sendiri.
Buaya-buaya ini menempati habitat yang sama dengan buaya air tawar di
Indonesia Barat dan dijumpai sampai ke pedalaman dengan persebaran meliputi
Irian sebelah utara, mulai dari daerah DAS Memberamo, sampai semenanjung
selatan Papua Nugini.
2.
Crocodylus
siamensis (Buaya Air Tawar)
Dibedakan dengan buaya yang lain
berdasarkan sisik post occipital-nya yang berjumlah 2-4 buah. Moncongnya
tidak berlunas tetapi terdapat lunas yang jelas di antara kedua matanya..
Panjang moncongnya satu setengah sampai satu tiga perempat kali lebarnya.
Umumnya memiliki 3-4 buah sisik belakang kepala. Tubuhnya kecil dan hanya dapat
mencapai panjang sekitar satu meter, berwarna hijau tua kecoklatan dan anakan
berwarna lebih muda dengan bercak-bercak pada punggung dan ekor. Belang hitam
pada ekor umumnya tidak utuh. Buaya air tawar betina bertelur pada awal musim
penghujan. Buaya ini hidup pada pedalaman dengan air yang tawar, sungai atau
rawa-rawa. Makanan utamanya adalah ikan. Jenis ini juga dikenal sebagai buaya
siam. Persebarannya meliputi Kalimantan Timur,dan Jawa.
3.
Tomistoma
Schlegelii ( Buaya Senyulong)
Buaya ini dapat dibedakan dengan
buaya yang lain berdasarkan moncongnya yang sangat sempit dengan ukuran tubuh
yang mencapai 5,6m. Jari kakinya memiliki selaput, dan sisi kakinya berlunas.
Matanya memiliki iris yang tegak. Betinanya bertelur pada awal musim penghujan.
Telurnya diletakkan dalam tanah dan ditimbun dengan sampah tetumbuhan.
Habitat yang menjadi favorit buaya ini adalah
lubuk-lubuk yang relatif dalam, rawa-rawa, hingga ke pedalaman. Makanan utama
adalah ikan, udang dan juga monyet. Persebaran buaya ini meliputi Sumatera,
Kalimantan dan Jawa.
4.
Crocodylus
porosus (Buaya Muara)
Buaya muara dikenal sebagai buaya
terbesar di dunia dan dapat mencapai panjang tujuh meter. Buaya ini dibedakan
dengan buaya yang lain berdasarkan sisik belakang kepalanya yang kecil ataupun
tidak ada, sisik dorsalnya berlunas pendek berjumlah 16-17 baris dari depan ke
belakang biasanya 6-8 baris. Tubuhnya berwarna abu-abu atau hijau tua terutama
pada yang dewasa sedangkan yang muda berwarna lebih kehijauan dengan bercak
hitam, dan pada ekornya terdapat belang hitam dari bercak- bercak berwarna
hitam. Persebaran buaya muara terluas di dunia. Buaya muara memiliki wilayah
perantauan mulai dari perairan teluk Benggala (Sri Lanka, Bangladesh, India)
hingga perairan Polinesia (Kepulauan Fiji Vanuatu) termasuk perairan Indonesia
dan Australia serta negara lain di sekitar indonesia. Habitat kesukaan mereka
tentu saja perairan Indonesia dan Australia.
Sedangkan Aligator hanya terdapat di dua negara yaitu
Amerika Serikat dan Cina. Alligator Cina terancam punah dan tinggal jenis yang
berada di lembah Yangtze. Alligator amerika ditemukan di Amerika Serikat dari
Carolina sampai Florida dan Sepanjang Gulf Coast. Mayoritas Alligator Amerika
tinggal di Floroda dan Lousiana. Di Floroda sendiri terdapat lebih dari 1 juta
Alligator. Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang memiliki Alligator
dan Buaya. Alligator Amerika tinggal di Air tawar, seperti kolam, rawa-rawa,
daratan basah dan sungai.
Famili Crocodylidae merupakan hewan yang berkembang
biak secara musiman. Masa kawin pada musim semi ketika air hangat. Famili ini
berkembang biak dengan bertelur dan fertilisasinya secara internal. Setelah
melahirkan, induk buaya melakukan parental care.
Ciri-ciri
yang dapat digunakan untuk identifikasi jenis buaya adalah melalui bentuk
cranial dan perkatupan gigi. Dapat juga dilihat dari kulit ada tidaknya dan
bentuk tonjolan di belakang mata (protuberance). Kemudian dilihat bentuk,
ukuran dan jumlah sisik nuchal, sisik dorsal, sisik ventral dan tonjolan sisik
ekor serta bagian colar.
struktur tubuh buaya terbagi menjadi
tiga bagian, yaitu kepala, tubuh, dan ekor. Di bagian kepala terdapat mata,
moncong, hidung, dan telinga. Di bagian tubuh ada 2 pasang kaki depan dan 2
pasang kaki belakang, bagian dorsal tubuh terdapat sisik berjumlah 16 – 17
baris sedangkan sisik ventral tersusun atas 29-31 baris sisik dan di bagian
ekor terdapat ekor yang memanjang. Buaya merupakan hewan buas yang berdarah
dingin atau poikilothermik, karena suhu tubuh buaya bergantung pada keadaan di
lingkungannya.
Sistem pencernaa buaya terdiri atas
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

a. Tractus
Digestivum ( saluran pencernaan )
1. Rongga
mulut
Disokong
oleh rahang atas dan rahang bawah, pada masing-masing rahang terdapat gigi-gigi
yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah
rongga mulut. Gigi buaya bisa mengalami 50 kali pergantian, buaya tidak
mengunyah makanannya, giginya hanya berfungsi sebgai penangkap mangsa. Pada
rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung
bercabang dua. Buaya memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar
rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya.
2. Faring
3. Esofagus
(kerongkongan)
Merupakan saluran di
belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di
dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
4. Ventrikulus
(lambung)
Merupakan tempat
penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang
membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan.
Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
5. Intestinum
Terdiri dari usus halus
dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi proses
penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk
dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
6. Kloaka
b. Glandula
digestaria ( kelenjar pencernaan )
Terdiri dari hepar dan
pancreas, empedu yang dihasilkan oleh hepar ditampung kantong yang disebut vesica
fellea. Hepar terdiri atas 2 lobi, yaitu sinister dan dexter dan berwarna
coklat kemerahan. Vesica fellea terletak pada tepi coudal lobus dexter hepatis.
Pancreas terletak dalam suatu lengkung antara ventriculus dan duodenum. Ductus
cysticus dari vesica fellea menuju jaringan pancreas bergabung dengan ductulli
pancreatici, kemudian keluar menjadi satu ductus yang besar disebut
hepato-pancreaticus atau ductus choledochus yang bermuara pada duodenum.
Ventriculus terikat pada dinding tubuh dengan perantaraan suatu alat
penggantung yang disebut mesogastrium. Kemudian alat penggantung instestinum
tenue disebut mesenterium, alat penggantung intestinum crassum (rectum) disebut
mesorectum. Antara permukaan dorsal hepar dan ventriculus terdapat suatu
lipatan tipis yaitu omentum gastrohepaticum. Omentum ini memanjang ke caudal
disebut omentum duodeno-hepaticum yang menghabungkan hepar dengan duodenum.

Buaya bernapas dengan paru-paru.
Pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida terjadi di dalam paru-paru. Keluar
masuknya udara dari dan keluar paru-paru karena adanya gerakan-gerakan dari
tulang rusuk. Saluran pernapasan terdiri dari lubang hidung, laring, trakea,
bronkus dan paru – paru. Buaya mempunyai trachea yang panjang dimana dindingnya
dilengkapi oleh sejumlah cincin cartilago. Laring terletak di ujung anterior
trachea. Dinding laring ini dilengkapi oleh cartilago cricoida dan cartila
anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio)
menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo
kanan dan pulmo kiri. Bentuk Pulmo lacertilia dan ophidia reptilia relatif
sederhana.
Sistem ekskresi pada reptil berupa
ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk
mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yang hidup di darat sisa hasil
metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah
padat berwarna putih.
Sistem peredaran darah terdiri dari 2
atria, yaitu atrium dextrum dan sinistrum, 2 ventriculus yaitu ventriculus
dexter serta ventriculus sinister dan sinus venosus. Atrium dextrum dipisah
dengan atrium sinistrum oleh septum atriarum. Antara atrium dan ventriculus ada
sekat yang disebut apertura atriovenricularis dengan katup valvula
atrioventricularis. Ventriculus dexter dipisah dari ventriculus sinister oleh
septum ventriculorum ialah tidak sempurna sehingga darah diventriculus dexter
dan sinister untuk sebagian masih
tercampur.
Dari ventriculus dexter keluar areus
aortae sinister yang membelok ke kiri, dan arteria pulmanalis yang bercabang
dua masing-masing ke pulmo. Dari ventruculus sinister keluar arcus aortae
dexter yang membelok ke kanan dan mempercabangkan sebuah arteria yang berjalan
ke arah cranial yaitu arteria carotis communis. Arteria carotis communis ini
akan bercabang dua menjadi arteria carotis communis dexter dan sinister yang
masing-masing baik dexter maupun sinister akan bercabang lagi menjadi arteria
carotis externa dan interna. Arteria carotis communis interna kiri akan membuat
suatu hubungan dengan arcus aortae sinister. Arcus aortae dexter dan sinister,
masing-masing berjalan ke caudal dan keduanya bertemu di medial untuk menjadi
satu pembuluh yang besar disebut aorta dorsalis. Sebelum kedua arcus aortae ini
bertemu, arcus aortae dexter terlebih dulu mempercabangkan arteria esophagus
yang menuju ke esophagus, kemudian juga mempercabangkan arteria subelavia dexta
dan sinistra yang menuju ke extremitas anterior. Sinus venosus menerima darah
dari vanae besar, ialah vena cova superior dexta dan sinistra, dan vena cava
inferior yang datang dari bagian caudal tubuh setelah menerima vena hepatica
terlebih dulu. Dari sinus venosus darah kemudian menuju ke atrium dextrum yang
masuk ke atrium sinistrum ialah vana pulmonalis yang berisi darah arterial dari
pulmo.

Jantan :
1. Memiliki
alat kelamin khusus yaitu Hemipenis
2. Sepasang
testis
3. Memiliki
epididimis
4. Memiliki
vasdiverens
Betina
:
1. Memiliki
sepasang ovarium
2. Memiliki
saluran telur (oviduk)
3. Berakhir
pada saluran koaka
Buaya merupakan hewan reptil yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Buaya bersifat
ovipar, buaya betina menghasilkan ovum di dalam ovarium, ovum kemudian bergerak
di sepanjang oviduk menuju kloaka. Buaya jantan menghasilkan sperma di dalam
testis, sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan
testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens
dan berakhir di hemipenis.
Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat buaya mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat buaya mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum buaya betina yang telah dibuahi
sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah
dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi
persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan
jenis buaya, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh
induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah, Buaya
melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke
daratan ketika meletakkan telurnya.
Rangka pada buaya terdiri dari rangka
pada bagian kepala, tubuh, dan ekor. Tulang-tulang yang menyusunnya antara
lain: Tengkorak, tulang punggung, tulang sacrum, tulang ekor, tulang leher,
tulang selangka, tulang belikat, tulang jari-jari, tulang pinggang, tulang
paha, dan tulang telapak kaki.

Buaya dapat bergerak di darat dan di
air, di darat mereka berjalan pelan dengan menyeret ekor mereka di tanah atau
mengangkat tubuh dan ekor mereka di atas tanah dan berjalan dengan jari-jari
kaki mereka. Dengan berjalan tinggi, mereka dapat berjalan lebih cepat walau
dalam jarak dekat dan hanya dapat lurus karena mereka cepat merasa lelah.
Buaya juga dapat berenang, mereka mengguanakan ekor mereka yang panjang dan berotot untuk menggerakan tubuh di air, saat mereka berenang mereka merapatkan kaki mereka ke sisi tubuhnya agar mudah meluncur dalam air. Mereka juga dapat mengapung di air dengan mata dan hidung di atas permukaan air. Mereka dapat bertahan selama beberapa menit, namun ada beberapa spesies yang mampu bertahan selama 5 jam, contohnya buaya muara ( Crocodylus porosus ).
Buaya juga dapat berenang, mereka mengguanakan ekor mereka yang panjang dan berotot untuk menggerakan tubuh di air, saat mereka berenang mereka merapatkan kaki mereka ke sisi tubuhnya agar mudah meluncur dalam air. Mereka juga dapat mengapung di air dengan mata dan hidung di atas permukaan air. Mereka dapat bertahan selama beberapa menit, namun ada beberapa spesies yang mampu bertahan selama 5 jam, contohnya buaya muara ( Crocodylus porosus ).
Buaya memiliki indera yang luar biasa
yang digunakan untuk mendeteksi mangsa, mereka mempunyai indera khusus yang
memungkinkan mereka untuk mendeteksi mangsa di dalam air. Sensor-sensor kecil
menyebar di daerah wajah dan khususnya di sekitar mulut, yang bias mendeteksi
getaran sekecil apapun. Mata buaya memiliki tiga kelopak mata, kelopak mata
yang ketiga transparan dan menutup mata untuk melindunginya saat mereka di
dalam air. Pupil matana tegak seperti kucing sehingga mereka dapat melihat
dengan tajam, namun penglihatan mereka agak kurang jelas jika di dalam air.
D.
Ordo
Squamata
Squamata
adalah reptilia yang umumnya memiliki kulit bersisik. Reptil yang termasuk
golongan ini adalah kadal dan ular. Kadal memiliki sisik yang licin dan
berbentuk membulat, tubuhnya kebanyakan berkaki empat, bertubuh kecil, dan
memiliki ekor. Contoh hewan kadal bertubuh kecil misalnya, kadal kebun (Mabuya multifasciata), cecak dinding (Cosymbotus paltyurus) dan bunglon kebun
(Bronchocela jubata), hingga kadal
yang bertubuh besar seperti biawak komodo (Varanus
komodoensis). Pada ordo squamata ini memiliki dua sub ordo yaitu: Subordo
Lacertilia/ Sauria dan Subordo Serpentes/ Ophidia.
Ciri – ciri umum
pada ordo squamata antara lain:
1.
Tubuhnya ditutupi oleh sisik yang
terbuat dari bahan tanduk.
2.
Anggota squamata memiliki tulang
kuadrat.
3.
Perkembangbiakan ordo squamata
secara ovovivipar atau ovipar dengan vertilisasi internal.
4.
Lubang hidung berpasangan.
5.
Tubuh tertutupi oleh sisik
6.
Lidah bercabang
7.
Permukaan verntral memiliki
sisik yang berukuran lebih besar dari dagu sampai vent (mendekati ekor)
8.
Mata dilindungi oleh kutikula
transparan, pada jenis blind snake mata vestigial ditutupi oleh sisik
9.
Tanpa membran telinga
eksternal
10. Tulang tengkorak kecil dengan beberapa tulang dapat bergerak
Sub ordo
pada ordo squamata adalah sebagai berikut :
a.
Sub ordo Lacertilian / Sauria
Tubuh panjang, tetapi kurang dari 30
cm, kaki 4 buah yang kadang-kadang tereduksi atau hilang sama sekali. Mandibula
bersatu di bagian anterior. Tulang kuadrat berkontrak dengan pterigoid,
sehingga terbukanya mulut terbatas ( tidak seperti ular ). Kelopak mata
biasanya dapat digerakkan. Sabuk pectoral tumbuh baik atau tinggal sebagai sisa
(vastigum). Bentuk lidah bercabang. Mempunyai kandung kemih, contohnya: Bengkarung
( Kadal, Lacerta sp ), Tokek (Hemidactylus turcicus, Sphaerodactylus sp.),
Bunglon (Agama sp, Draco sp), Komodo
(Varanus komodoensis), Kamelion (Chameleon
chameleo, claret gombel) Kadal ( Lacerta
sp.)
Klasifikasi Varanus komodoensis
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub ordo : Lacertalia
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : Varanus komodoensis
Nama lokal : komodo

Gambar komodo (Varanus komodoensis)
Ciri
Morfologi Varanus komodoensis
1.
Panjang badannya sampai 3 mater
dengan berat badannya mencapai 140 kg.
2.
Ekornya panjang, gemuk agak pipih,
3.
kepalanya bermoncong tidak runcing.
4.
Ekor mampu untuk meroboh kan
mangsanya dalam sekali serangan.
5.
Lidahnya panjang, bercabang dua
diujungnya dan berwarna kuning kemerah-merahan
6.
Kulit bercorak khusus, kecuali pada
biawak yang muda, kulitnya berkembang-kembang berwarna hitam kekuning-kuningan.
Sistem pencernaan pada komodo yaitu
terdapat lidah yang dapat dijulurkan keluar dengan mudah ( bebas ). Gigi-gigi
melekat pada rahang. Dari mulut dilanjutkan ke faring, esophagus, dan lambung.
Lambung dengan bagian fundus dan pylorus. Dari lambung kemudian ke intestinum,
rektum, dan kloaka. Hati dan pancreas berpembuluh ke intestinum. Kloaka untuk
mengeluarkan sisa pencernaan, ekskret, dan untuk reproduksi.
Sistem respirasi (pernafasan) yaitu
udara masuk melalui lubang hidung dalam ( dibelakang velum) kemudian keglottis
(dalam faring), trakea, bronki (ada 2), dilanjutkan ke paru-paru ( dengan
kapiler-kapilernya).
Jantung terdiri dari sinus venosus,
2 aurikel, dan 2 ventrikel, yang terbagi sempurna. Darah dari sinus venosus ke
aurikel kanan, ventrikel kanan, artei pulmonary ( bercabang dua ), vena
paru-Paru, aurikel kiri, kemudian ke ventrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar
lengkung aorta ke dorsal, arteri karotis kekepala dan kaki depan. Yang ke
belakang memberi darah untuk ruang tubuh,kaki belakang dan ekor.
Darah vena berkumpul dalam vena cava
anterior ( di kedua belah sisi kepala dan leher ), vena cava posterior, vena
porta hepatis, yang kemudian menjadi vena hepatis, dan dalam vena epigastrikum
yang semuanya di alirakan kembali ke sinus venosus tersebut.
Pada sistem ekskresi terdapat
kandung kemih, tetapi kotoran/ekskret bersifat semisolid ( setengah keras),
seperti pada burung, dan dikeluarkan langsung melalui kloaka bersama
tinja.ekskret itu mengandung urat, bagian dari air kenicng, yaitu bahan
berwarna putih, biasanya sebagai garam Na dan mengandung zat kapur.
Otak terdiri dari 2 lobus
olfaktorius yang panjang, hemisfer, 2 lobus cptikus, serebellum, dan medulla
obiongata yang melanjut ke korda saraf. Dibawah hemisfer terdapat indundibulum
dan hipofisis. Terdapat 12 pasang saraf cranial dan pasang-pasang saraf spinal
pada tiap scmit tubuh. Lidah sebagai organ perasa dan hidung dengan organ
olfaktori (pembau). Mata dengan kelenjar air mata. Telinga dengan saluran
auditori eksternal ( di bawah kulit, dengan membrane timpani), dan tiga buah
saluran semisirkular yang merupakan organ pendengar. Terdapt saluran Eustacius
yang bermuara pada atap faring dibelakang hidung dalam.
Sistem reproduksi dengan cara Fertilisasi
internal. Kadal jantan mempunyai hemipenis ( seperti pada penyu ) di dekat
kloaka betina. Pada waktu kopulasi organ itu di masukkan ke dalam kloaka kadal
betina. Kebanyakan perkembangan telur terjadi di alam bebas, tetapi
kadang-kadang. Jika keadaan tidak sesuai, kadal betina menahan telur yang telah
dibuahi (ovipar atau ovovivipar ). Telur yang diletakkan di tanah berkulit
keras. Embrio dikelilingi oleh amnion, korion, dan allantois. Menetasnya hewan
mudah merupakan miniature hewan dewasa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Klasifikasi
reptile, pada awalnya didasarkan atas arsitektur tengkoraknya. Formulasi ini
dikemukakan oleh Osborn tahun 1903, yaitu ditunjukkan dengan adanya ciri-ciri
tengkorak: anapsid, diapsid, synapsid (parapsid). Sekarang klasifikasi reptile
tersebut banyak berubah dan dibagi menjadi
4 ordo yaitu: Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara), Chelonia
(contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya:
Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya,
Aligator, Senyulong, dan Caiman).
Species pada ordo chelonia ini
memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar, terbungkus oleh perisai.
Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan perisai sebelah
ventral datar yang disebut plastron. Kedua bagian perisai itu digabungkan pada
bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk tebal. Ordo
crocodilia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar diantara reptil
lain. Kulit tebal, dan liat karena mengandung kepingan tulang yang tersusun
berderet dan berlunas membentuk perisai dermal mengandung sisik dari bahan
tanduk. Kepala berbentuk pyramid, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi
runcing bertipe gigi poliodont. Squamata adalah reptilia yang
umumnya memiliki kulit bersisik. Reptil yang termasuk golongan ini adalah kadal
dan ular. Kadal memiliki sisik yang licin dan berbentuk membulat, tubuhnya
kebanyakan berkaki empat, bertubuh kecil, dan memiliki ekor. Contoh hewan kadal
bertubuh kecil misalnya, kadal kebun (Mabuya
multifasciata), cecak dinding (Cosymbotus
paltyurus) dan bunglon kebun (Bronchocela
jubata), hingga kadal yang bertubuh besar seperti biawak komodo (Varanus komodoensis). Pada ordo squamata
ini memiliki dua sub ordo yaitu: Subordo Lacertilia/ Sauria dan Subordo
Serpentes/ Ophidia.